Les Privat/Private, Les Privat Ngaji, Guru Les Privat, Guru Ke Rumah - Les Privat Jakarta Depok Tangerang BSD Bintaro Lippo Karawaci Bekasi Cikarang Jababeka - Guru Les Privat SD SMP SMA ALUMNI Mahasiswa Super Intensif UN/UAN/UASBN SBMPTN SNMPTN SIMAK UI -
Guru Les Privat Matematika Fisika Kimia Biologi IPA IPS Ekonomi Akutansi Sejarah Geografi Sosiologi Bahasa Inggris Bahasa Indonesia

Perjuangan Mahasiswa Tempo Dulu & Kini

http://i.okezone.com/content/2010/08/16/373/363403/IbjevhQNyj.jpg

Dahulu, mahasiswa Indonesia bersatu dalam semangat nasionalisme untuk merebut kemerdekaan. Nasionalisme mahasiswa saat itu didasari pada adanya musuh bersama, yaitu penjajah kolonial Belanda. Lantas saat ini, ketika kemerdekaan Indonesia menginjak usia ke-65 tahun, nasionalisme macam apa yang tepat diterapkan para mahasiswa Indonesia dalam perjuangan mereka?

Ada preseden mengenai nasionalisme, yaitu adanya kebutuhan mengenai kehadiran musuh bersama. Musuh bersama ini tentunya subyek yang memang memiliki pengaruh buruk pada masyarakat. Pada masa pergerakan menuju kemerdekaan, musuh bersama yang dihadapi mahasiswa adalah nyata, yaitu penjajah.

Wilson M A Therik dalam Mahasiswa dan Nasionalisme menulis, berbagai cara diwujudkan oleh civil society dalam mencari musuh pada saat ini untuk menunjukkan nasionalisme mereka, terlepas dari kepentingan yang mereka usung. “Ada yang melalui tindakan elitis, persuasif, underground, sampai pada taraf anarkis,” tulis Wilson dalam blognya.

Staf pengajar luar biasa pada Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang ini menjelaskan, isu yang muncul pada pergerakan mahasiswa saat ini semakin beragam seperti program peningkatan kualitas pendidikan, penghapusan utang luar negeri, nasionalisasi perusahaan multinasional, dan lainnya.

Menurutnya, mahasiswa Indonesia seharusnya tidak terikat pada berbagai metode dan masalah sosial yang ada untuk menentukan arah perjuangnnya. Kaum intelektual muda ini seharusnya melakukan berbagai kajian ilmiah untuk mengidentifikasi musuh bersama yang akan mereka hadapi.

“Tanpa adanya kajian ilmiah yang mendalam, aksi dalam mengedepankan musuh bersama untuk membangkitkan kembali nasionalisme hanya akan menjadi aksi taktis yang tak ada kontinuitasnya,” imbuh pria yang juga menjadi dosen tidak tetap pada Fakultas Ekonomi-Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Nusa Tenggara Timur (NTT) ini.

Menurut pria kelahiran 4 Agustus 1978 tersebut, kajian yang dilakukan para mahasiswa juga harus mengantisipasi kemungkinan pada masa depan, tidak sebatas pada isu-isu masa kini. Hal ini penting agar mahasiswa Indonesia siap menghadapi perubahan masyarakat yang drastis.

Wilson menilai, dengan menguatkan diri lewat berbagai kajian ilmiah, maka mahasiswa Indonesia akan mampu menjadi think tank bagi pergerakan nasionalisme di Indonesia.(okezone.com)
 
Tentang Kami / Keunggulan Kami / Privacy Policy / Kontak Kami
Copyright © 2013 - Les Privat Quantum - Guru Les Privat SD SMP SMA ALUMNI UAN SIMAK UI SBMPTN NGAJI. All right reserved