
Di tahap pertama, Ganjar mendapatkan 95 suara dari total 185 suara. Peringkat kedua, Dekan Fakultas Kedokteran Tri Hanggono Achmad (39 suara), disusul Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Asep Kartiwa (19 suara). Balon lainnya, Oekan Soekotjo Abdoellah mengantongi 15 suara, Dadang Suganda tujuh suara, Kusmayadi Suradi empat suara. Lalu, Dede Mariana tiga suara dan Budi Nurani satu suara. Sementara suara tidak sah dua suara.
Di tahap kedua, Ganjar, Tri, dan Asep resmi menjadi calon untuk memperebutkan kursi Rektor Unpad. Tahap ini, terdapat suara Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) sebanyak 35 persen atau setara 99 suara. Hadir mewakili Mendiknas, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Harris Iskandar.
Ganjar Kurnia akhirnya terpilih setelah memperoleh 190 suara di tahap kedua, unggul jauh dari peringkat dua Tri Hanggono Achmad yang mendapatkan 63 suara. Sementara Asep Kartiwa di peringkat paling buncit setelah mengantongi 30 suara. Suara tidak sah satu suara.
Setelah terpilih, Guru Besar Fakultas Peternakan Unpad ini berjanji untuk merumuskan gagasan berdasarkan program kerja para balon rektor lainnya. Selain itu, dia juga akan melibatkan mahasiswa dalam perumusan kebijakan rektorat. "Kita sudah menetapkan target yang jelas untuk menjadi universitas bertaraf internasional yang dijabarkan dalam rencana strategis (renstra) kampus. Pembenahan akan dilakukan baik dari sisi SDM, infrastruktur dan manajemen kampus,” ujar Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, untuk mencapai target universitas bertaraf internasional pada 2013 mendatang, pihaknya akan fokus untuk memperbanyak penerbitan karya ilmiah, tulisan ilmiah di jurnal baik internasional maupun nasional dan hal-hal lainnya yang memiliki orientasi pada world class university. ”Yang jelas harus ada pakem siapa mengerjakan apa. Jadi semua pihak harus tahu harus mengerjakan apa untuk mencapai target itu,” jelas Ganjar.
Dia juga mengungkapkan, Unpad merupakan universitas besar yang memiliki banyak aset dan potensi yang belum tergali. ”Potensi tersebut seperti halnya potensi nilai-nilai budaya dan sejarah. Aset juga menjadi potensi kami. Karena kami memiliki aset yang sangat banyak, hanya kalah dari TNI dan Pemprov Jabar,” ungkapnya.
Unpad, sambung Ganjar, memiliki banyak hal yang tidak dipunyai perguruan tinggi lain. Misalnya, bidang keilmuan yang lengkap. Dia berjanji untuk terus mengoptimalkan potensi dan keunggulan Unpad. ”Hal-hal yang menjadi keunggulan kita juga merupakan potensi yang harus terus dieksplorasi,” pungkas pria berkumis tebal ini.
Sementara itu, Tri Hanggono mengatakan, meski kalah dia bangga dengan pemilihan terbuka dan demokratis. Hal yang sama dikatakan Asep Kartiwa. Menurutnya, pemilihan rektor di Unpad bisa menjadi contoh demokrasi bagi masyarakat. ”Saya juga bersyukur program kerja saya akan dipelajari oleh rektor terpilih untuk pengembangan kampus ke depannya,” ucap Asep.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unpad Asep Rovi berharap mahasiswa dijadikan pertimbangan utama dalam kebijakan kampus. Selain itu, mahasiswa juga harus dianggap sebagai elemen penting untuk berpartisipasi dalam perumusan kebijakan. ”Kita harus terlibat dalam setiap kebijakan, itu yang kami minta,” tandas Rovi. Pemilihan rektor Unpad yang digelar di Gedung Magister Manajemen Unpad Jalan Dipati Ukur Kota Bandung, berjalan mulus tanpa hambatan baik di dalam maupun di luar kampus. Tidak ada unjukrasa mahasiswa.
Dari 204 individu yang memiliki hak pilih, sebanyak 19 orang tidak hadir. Menurut Kepala UPT Humas Unpad Weny Widyowati belum diketahui alasan ketidakhadiran 19 orang tersebut. Dalam pemaparan program kerja pada pemilihan tahap II, Asep Kartiwa menyampaikan makalah bertajuk Menyemai Kebersamaan, Membangun Kinerja. Sementara Ganjar Meningkatkan Kualitas Tanpa Akhir, Meretas Jalan Menuju World Class University dengan Modal Utama Kebersamaan. Sedangkan Tri, Membangun Unpad yang Mandiri, Berkualitas dan Maslahat. (krisiandi sacawisastra/sindo)